Webinar HKI JABAR-BANTEN Edisi 5 "Tata Kelola Kurikulum dan magang berbasis merdeka belajar di Perguruan Tinggi"

17 July 2020
Untuk pertama kalinya, Himpunan Kimia Indonesia cabang JABAR-BANTEN dan cabang JAKARTA berkolaborasi beserta Rumpun Kimia UNJ mengadakan webinar bersama dengan mengikuti edisi webinar yang telah dilakukan HKI JABAR-BANTEN. Kegiatan ini mengangkat tema Tata kelola kurikulum dan magang dalam merdeka belajar di Perguruan Tinggi. Kegiatan ini dilaksanakan pada hari jumat tanggal 17 Juli 2020 pukul 14.00-16.00 WIB. Webinar kali ini mengundang dua pembicara yaitu: Ratnaningsih Eko Sardjono., MSi (Sekretaris Satuan Penjaminan Mutu UPI), Tema: Tata Kelola PT untuk Mengimplementasikan Kurikulum Kimia Sesuai Kebijakan Merdeka Belajar di Perguruan Tinggi, dan Henny Purwaningsih., MSi (Dosen Departemen Kimia FMIPA IPB), Tema: Program Magang Mahasiswa di era kampus merdeka (Moderator oleh Dr. Maria Paristiowati (Sekretaris HKI cabang Jakarta)). Kurikulum Merdeka Belajar-Kampus Merdeka memiliki beberapa permasalahan yang dapat terjadi diantaranya terkait profil lulusan prodi, kurikulum yang banyak versi, reduksi peran dosen prodi dan peran prodi. Dalam pemaparannya, Dr. Ratnaningsih Eko Sardjono., MSi menjelaskan beberapa alternatif beserta keunggulan Jika struktur kurikulum prodi tetap atau perlu direstrukturisasi/ditata ulang. Jika struktur kurikulum tetap dan memakai kebijakan kampus merdeka, tentunya pengaturan jadwal lebih rumit, MK untuk prodi lain bukan merupakan inti keilmuan prodi  serta untuk mahasiswa yang memilih hak belajar 3 semester di luar prodi berpeluang belum memperoleh seluruh MK inti keilmuan prodi. Namun jika dilakukan penataan ulang perlu melakukan hal seperti: perumusan kembali CPL dari KKNI, pemilihan MK inti keilmuan prodi dan distribusinya dalam semester 1-5, melakukan perumusan MK pendalaman dan perluasan inti keilmuan prodi. Keunggulan Kurikulum Kampus merdeka diantaranya dapat memberikan kesempatan mahasiswa untuk mengembangkan minat dan potensi diri mahasiswa. Selain itu kerjasama Perguruan Tinggi-Industri lebih intensif dan terjadi simbiosis mutualisme, Prodi dapat fokus menyelenggarakan perkuliahan sesuai bidang keilmuan yang dapat mendekatkan mahasiswa dengan dunia kerja nantinya. Namun  Kebijakan kampus merdeka ini juga memiliki kelemahan diantaranya yaitu kerumitan dari segi administrasi perkuliahan dan variasi implementasi kurikulum. Tata kelola kurikulum perlu dilakukan oleh pengelola Perguruan Tinggi dan prodi diantaranya restrukturisasi kurikulum, penetapan kebijakan prosedur proses pembelajaran di luar prodi, pengembangan infrastruktur dan kolaborasi dengan institusi lain atau industri. Sementara itu Dr. Henny Purwaningish, MSi menjelaskan bahwa program magang era kampus merdeka di Perguruan Tinggi sudah sejalan dengan keinginan industri, misalnya dari segi waktu tidak cukup hanya dilaksanakan 1-2 bulan. Mitra dari industri menhendaki pelaksanaan magang dapat dilakukan sekitar 6 bulan. Bentuk magang merdeka belajar terdiri atas bentuk bebas (free form) dan bentruk terstruktur (structured form). Kedua bentuk magang ini sudah diterapkan di IPB sejak kurikulum 2014. Pada saat ini, IPB sedang melaksanakan reorientasi kurikulum. Berkaitan dengan hal itu, program magang yang semula dilaksanakan antara 1-2 bulan diubah menjadi 6 bulan. Pelaksanaan program magang selama 6 bulan pada K2020 dapat disetarakan dengan beban tugas akhir selain tugas akhir dalam bentuk skripsi. Dalam pengelolaannya, program magang di IPB dapat dikelola oleh Departemen (bentuk structured form atau  free form) oleh Direktorat kemahasiswaan (bentuk free form).  Di IPB magang telah menjadi sebagai salah satu opsi tugas akhir yang dapat dipilih dalam bentuk penelitian terapan atau penyelesaian masalah dan outputnya dalam bentuk skripsi. Hal ini ditujukan agar mahasiswa lebih mudah beradaptasi dan lebih siap bekerja di industri nantinya. Produk magang dapat berupa program magang mahasiswa bersertifikat (PMMB) seperti magang mahasiswa bersertifikat industri, magang mahasiswa bersertifikat kompetensi (mahasiswa diuji oleh lembaga sertifikasi profesi). Kemudian program magang industri non BUMN (di perusahaan mitra IPB) dan program magang  desa. Ke depan himpunan profesi kimia seperti HKI sebagai fasilitator antara stakeholders dan program studi maupun di antara keduanya diperlukan untuk implementasi tata kelola kurikulum dan magang berbasis merdeka belajar-kampus merdeka. Setelah sesi diskusi interaktif, kegiatan ini diakhiri dengan sosialisasi tata cara pendaftaran keanggotaan HKI, informasi tentang kegiatan HKI cabang Jabar-Banten dan HKI cabang Jakarta. Kegiatan ini dihadiri lebih dari 140 orang dan dapat disaksikan penanyangannya melalui media channel youtube HKI Jabar-Banten. (MYA). Link Video Kegiatan: https://www.youtube.com/watch?v=smcei8G9Brk